Melihat Potensi Pengembangan Energi Terbarukan Di Indonesia

Seiring dengan pertumbuhan penduduk, pengembangan wilayah, dan pembangunan dari tahun ke tahun, kebutuhan akan pemenuhan energi listrik dan juga bahan bakar secara nasional pun semakin besar. Selama ini kebutuhan energi dunia dipenuhi oleh sumber daya tak terbaharukan seperti minyak bumi dan batu bara. Namun tidak selamanya energi tersebut bisa mencukupi seluruh kebutuhan manusia dalam jangka waktu yang panjang mengingat cadangan energi yang semakin lama semakin menipis dan juga proses produksinya yang membutuhkan waktu jutaan tahun.

Menurut Dr. Sudiartono, Kepala Pusat Studi Energi (PSE) UGM, pemanfaatan sumber energi terbarukan menjadi solusi di masa datang untuk pemenuhan kebutuhan energi yang semakin lama semakin besar. Sumber daya energi terbarukan memiliki keunggulan yakni bisa diproduksi dalam waktu yang relatif tidak begitu lama dibanding dengan sumber energi takterbarukan. Namun sumber daya terbarukan selama ini belum dimanfaatkan secara optimal di Indonesia.

Sumber energi terbarukan seperti angin, air dan matahari merupakan penghasil energi yang belum begitu banyak dimanfaatkan. Dijelaskan Sudiartono, sebenarnya di Indonesia telah banyak dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) tetapi pada prakteknya tidak beroperasi secara maksimal. Hal ini disebabkan tidak adanya transfer pengetahuan kemasyarakat sehingga PLTM yang telah dibangun tidak beroperasi dengan baik apalagi memberikan manfaat.

Indonesia memiliki sumber-sumber air yan berlimpah, akan tetapi belum banyak yang berfikir untuk memanfaatkannya. Pemanfaatan aliran sungai sebagai sumber pembangkit listrik belum dilakukan. Samapi saat ini hanya air terjun diwilayah tertentu saja yang dimanfaat untuk membangkitkan energi listrik. Padahal Indonesia memiliki banyak sungai besar yang dapat memproduksi energi yang besar, meskipun alirannya berjalan lambat. Pemakaian mikrohidro dapat dimanfaatkan dalam hal ini.

Akan tetapi penggunaan dari mikrohidro untuk membangkitkan listrik masih sangat minim. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang mengubah energi potensial air menjadi kerja mekanis, memutar turbin dan generator untuk menghasilkan daya listrik skala kecil, yaitu sekitar 0-100 kW. Meskipun daya yang dihasilkan kecil akan tetapi jika dikembangkan dengan maksimal diberbagai daerah sungai maka  akan diperoleh alternatif penghematan energi.

Potensi sumber daya energi terbarukan seperti  matahari, angin dan air, ini secara prinsip memang dapat diperbarui, karena selalu tersedia di alam. Namun pada kenyataannya potensi yang dapat dimanfaatkan adalah terbatas. Tidak di setiap daerah dan setiap waktu; matahari bersinar cerah air jatuh dari ketinggan dan mengailr deras serta angin bertiup dengan kencang Di sebabkan oleh keterbatasan-keterbatasan tersebut, nilaii sumber daya energi sampal saat ini belum dapat begitu menggantikan kedudukan sumber daya energi fosil sebagai bahan baku produksi energi listrik. Oleh sebab itu energi terbarukan ini lebih tepat disebut sebagai energi aditif, yaitu sumber daya energi tambahan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan energi listrik, serta menghambat atau mengurangi peranan sumber daya energi fosil.

Akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah penguasaan teknologi .Khususnya teknologi energi harus dikuasai terlebih dahulu jika tidak ingin selamanya tergantung pada produk-produk teknologi energi dari negara maju. Tanpa adanya penguasaan teknologi eksplorasi dan eksploitasi serta teknologi pengelolaan sumber daya energi, maka kedaulatan energi tidak akan tercapai. Hal ini karena hampir seluruh pemanfaat sumber daya alam tidak terlepas dari peralatan-peralatan teknologi untuk mendukungnya seperti generator maupun peralatan eksplorasi lainnya.

Sementara Drs. Budi Eka Nurcahyo, M.S., wakil kepala PSE UGM terkait dengan ancaman krisis energi bahan bakar yang akan dialami Indonesia sekitar 20-30 tahun mendatang, menghimbau untuk mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian minyak bumi. Pengembangan bahan bakar nabati seperti bioetanol menjadi salah satu alternatif solusi untuk mencegah krisis energi di masa datang.

Kebutuhan akan minyak bumi di Indonesia mencapai 1.300.000 barel/hari, sementara cadangan yang dimiliki hanya sebesar 900.000 barel/hari. Hampir tiap kita nomboki sekitar 400.000 barel untuk pemenuhan kebutuhan minyak bumi. Melalui pengembangan energi alternatif misalkan bioetanol, dari energi nabati, bisa meminimalisir kemungkinan terjadinya krisis energi dimasa datang.

Satu hal lagi yang paling penting adalah perilaku dan kebiasaan kita dalam memanfaatkan energi. Walau bagaimanapun, manusia adalah pemakai energi tersebut. Jadi tidak cukup jika telaah tentang energi hanya membahas energi saja tanpa memperhatikan kebiasaan manusia dalam memakainya. Pemakain energi yang kurang tepat justru efek kerugiannya sangat besar terhadap persediaan energi di alam.

Di Indonesia pengembangan energi terbarukan ini sangat tepat. Dukungan sumber daya alam yang dimiliki sudah lebih dari cukup. Mengingat bahwasannya cadangan minyak bumi semakin menipis, peluang untuk mengembangkan energi terbarukan ini sangat besar. Apalagi setelah terjadinya krisis energi yang mencapai puncak pada dekade 1970, dunia menghadapi kenyataan bahwa persediaan minyak bumi, sebagai salah satu tulang punggung produksi energi terus berkurang.

Bahkan beberapa ahli berpendapat, bahwa dengan pola konsumsi seperti sekarang, maka dalam waktu 50 tahun cadangan minyak bumi dunia akan habis. Tentunya ini akan menjadi permasalahan yang besar yang butuh langkah preventif. Keadaan ini bisa diamati dengan kecenderungan meningkatnya harga minyak di pasar dalam negeri, serta ketidak stabilan harga tersebut di pasar internasional, karena beberapa negara maju sebagai konsumen minyak terbesar mulai melepaskan diri dari ketergantungannya kepada minyak bumi sekaligus berusaha mengendalikan harga, agar tidak meningkat.

Disisi lain, manusia juga sudah memiliki kesadaran terhadap pelestarian lingkungan hidup. Secara tidak langsung peluang untuk mengembangkan energi terbarukan lebih mudah diterima masyarakat. Terlebih lagi masyarakat makin peduli akan upaya penanggulangan segala bentuk potusi, mulai dari sekedar menjaga kebersihan lingkungan sampai dengan mengontrol limbah buangan dan sisa produksi. Banyak pembangunan proyek fisik yang memperhatikan faktor pelestarian lingkungan, sehingga perusakan ataupun pengotoran yang merugikan lingkungan sekitar dapat dihindari, minimal dikurangi

Tinggalkan komentar